Tes Kompetensi Akademik (TKA) Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut jenjang SMA/MA/SMK/MAK/ Sederajat
Definisi
Muatan
- Teks informasi tunggal maupun jamak berisi fakta, konsep, prosedur, dan metakognisi dari berbagai bidang atau topik, berbagai genre, berbagai konteks, dalam skala lokal, nasional, dan global.
- Teks fiksi realisme atau absurd dengan latar cerita konkret, metaforis, atau abstrak, tokoh dengan karakter bulat, konflik tunggal atau jamak dengan penyelesaian terbuka, alur campuran, dan sudut pandang campuran.
- Kosakata: kata khusus dan kata umum, kata berimbuhan kompleks, kata abstrak, makna denotatif, istilah teknis, konotatif konteks luas, nuansa makna;
- Kalimat: kalimat kompleks berbagai pola, kalimat efektif, kalimat logis; dan
- Wacana: wacana yang kohesif dan koheren, konjungsi antarparagraf, penggunaan ejaan; panjang teks 300–350 kata (kecuali teks puisi).
Kompetensi
- mengidentifikasi informasi tersurat dalam teks;
- menyusun ulang, mengelompokkan, membuat ikhtisar, dan menyajikan kembali informasi tersurat dalam teks;
- mengidentifikasi dan menyimpulkan informasi tersirat dalam teks;
- menilai gagasan, fakta, atau opini dalam teks; dan
- menanggapi isi teks, mengidentifikasi diri dengan tokoh atau kejadian, dan menanggapi bahasa penulis dalam teks.
Matriks Asesmen
Contoh Soal
PROPOSAL KEGIATAN
Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Meningkatkan Daya Saing UKM Pangan Lokal
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi digital telah membuka peluang besar bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM), khususnya di sektor pangan lokal. Namun, banyak UKM yang belum mampu memanfaatkan teknologi secara optimal karena keterbatasan akses informasi, pelatihan, dan pendanaan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Barat pada 2023, hanya 35% UKM pangan yang aktif menggunakan platform digital untuk pemasaran.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan internet dan perangkat digital, konsumen semakin bergeser ke transaksi daring sekitar 60% lebih. Fenomena ini menjadi peluang besar yang belum dimaksimalkan oleh UKM pangan lokal. Misalnya, banyak produk makanan olahan khas daerah memiliki potensi pasar nasional dan bahkan internasional, tetapi belum memiliki strategi pemasaran digital yang memadai. Di sisi lain, persaingan dengan produk pangan dari industri besar dan waralaba semakin ketat, sehingga inovasi digital menjadi kebutuhan mendesak.
Oleh karena itu, kami mengajukan program pelatihan bertema “Digitalisasi UKM Pangan Lokal” yang bertujuan untuk meningkatkan literasi digital, pemahaman e-commerce, serta keterampilan penggunaan dompet digital dan media sosial sebagai sarana promosi. Program ini dirancang untuk menjangkau 50% pelaku UKM di tiga kabupaten, dengan metode blended learning (daring dan luring), serta pendampingan usaha selama 3 bulan.
Program ini penting karena teknologi digital tidak hanya memperluas pasar, tetapi juga menekan biaya distribusi, meningkatkan efisiensi, dan mempercepat proses transaksi. Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai transaksi e-commerce Indonesia pada 2022 mencapai Rp476 triliun, yang 60% didominasi oleh produk konsumsi rumah tangga, termasuk pangan. Data tersebut menunjukkan adanya kebutuhan akan peningkatan kapasitas pelaku UKM dalam mengakses ekosistem digital.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan pelaku UKM pangan lokal dapat bersaing secara sehat di pasar digital yang terus berkembang. Usulan program ini akan disampaikan kepada Kementerian Koperasi dan UKM dengan anggaran sebesar Rp450 juta, yang mencakup biaya pelatihan, honor narasumber, pembuatan modul, serta pengembangan platform daring lokal. Program ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's), khususnya poin 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta poin 9 tentang industri, inovasi, dan infrastruktur.
Sumber: www.pusedi.or.id/ecommerce-ukm2022 dengan penyesuaian oleh penulis soal
No Soal | 1 |
---|---|
Kompetensi | Pemahaman Tekstual |
Sub Kompetensi | Mengidentifikasi kalimat yang tepat dalam pengajuan usulan, perumusan masalah, dan pemecahan masalah pada teks dalam bidang akademik dan/atau dunia kerja |
Bentuk Soal | PGK Kategori |
Kunci | Usulan Program dan Data Pendukung : A. Sesuai B. Sesuai C. Tidak Sesuai |
Dari pernyataan-pernyataan berikut, manakah pernyataan yang mengungkapkan kesesuaian antara usulan program dan data pendukung sesuai teks proposal tersebut?
Tentukan Sesuai atau Tidak Sesuai untuk setiap pernyataan berikut!
# | Usulan Program dan Data Pendukung | Sesuai | Tidak Sesuai |
A. | Usulan Program: Mengajukan program pelatihan digitalisasi bagi 100 pelaku UKM di tiga kabupaten. Data Pendukung: Hanya 35% UKM pangan aktif menggunakan platform digital. | ||
B. | Usulan Program: Mengusulkan pelatihan e commerce, promosi digital, dan penggunaan dompet digital. Data Pendukung: Nilai transaksi e-commerce nasional mencapai 476 triliun rupiah dan didominasi produk konsumsi termasuk pangan. | ||
C. | Usulan Program: Meminta Kementerian turun langsung ke lapangan sebelum menyetujui usulan. Data Pendukung: Data survei telah menunjukkan kebutuhan pelatihan tanpa menyebut perlunya kunjungan langsung oleh kementerian. |
PROPOSAL KEGIATAN
Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Meningkatkan Daya Saing UKM Pangan Lokal
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi digital telah membuka peluang besar bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM), khususnya di sektor pangan lokal. Namun, banyak UKM yang belum mampu memanfaatkan teknologi secara optimal karena keterbatasan akses informasi, pelatihan, dan pendanaan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Barat pada 2023, hanya 35% UKM pangan yang aktif menggunakan platform digital untuk pemasaran.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan internet dan perangkat digital, konsumen semakin bergeser ke transaksi daring sekitar 60% lebih. Fenomena ini menjadi peluang besar yang belum dimaksimalkan oleh UKM pangan lokal. Misalnya, banyak produk makanan olahan khas daerah memiliki potensi pasar nasional dan bahkan internasional, tetapi belum memiliki strategi pemasaran digital yang memadai. Di sisi lain, persaingan dengan produk pangan dari industri besar dan waralaba semakin ketat, sehingga inovasi digital menjadi kebutuhan mendesak.
Oleh karena itu, kami mengajukan program pelatihan bertema “Digitalisasi UKM Pangan Lokal” yang bertujuan untuk meningkatkan literasi digital, pemahaman e-commerce, serta keterampilan penggunaan dompet digital dan media sosial sebagai sarana promosi. Program ini dirancang untuk menjangkau 50% pelaku UKM di tiga kabupaten, dengan metode blended learning (daring dan luring), serta pendampingan usaha selama 3 bulan.
Program ini penting karena teknologi digital tidak hanya memperluas pasar, tetapi juga menekan biaya distribusi, meningkatkan efisiensi, dan mempercepat proses transaksi. Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai transaksi e-commerce Indonesia pada 2022 mencapai Rp476 triliun, yang 60% didominasi oleh produk konsumsi rumah tangga, termasuk pangan. Data tersebut menunjukkan adanya kebutuhan akan peningkatan kapasitas pelaku UKM dalam mengakses ekosistem digital.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan pelaku UKM pangan lokal dapat bersaing secara sehat di pasar digital yang terus berkembang. Usulan program ini akan disampaikan kepada Kementerian Koperasi dan UKM dengan anggaran sebesar Rp450 juta, yang mencakup biaya pelatihan, honor narasumber, pembuatan modul, serta pengembangan platform daring lokal. Program ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's), khususnya poin 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta poin 9 tentang industri, inovasi, dan infrastruktur.
Sumber: www.pusedi.or.id/ecommerce-ukm2022 dengan penyesuaian oleh penulis soal
No Soal | 2 |
---|---|
Kompetensi | Pemahaman Inferensial |
Sub Kompetensi | Menjelaskan kohesi dan koherensi dalam teks ilmiah |
Bentuk Soal | Pilihan Ganda (PG) |
Kunci | B |
Hubungan koherensi antara paragraf ke-2 dan ke-3 adalah ....
PROPOSAL KEGIATAN
Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Meningkatkan Daya Saing UKM Pangan Lokal
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi digital telah membuka peluang besar bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM), khususnya di sektor pangan lokal. Namun, banyak UKM yang belum mampu memanfaatkan teknologi secara optimal karena keterbatasan akses informasi, pelatihan, dan pendanaan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Barat pada 2023, hanya 35% UKM pangan yang aktif menggunakan platform digital untuk pemasaran.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan internet dan perangkat digital, konsumen semakin bergeser ke transaksi daring sekitar 60% lebih. Fenomena ini menjadi peluang besar yang belum dimaksimalkan oleh UKM pangan lokal. Misalnya, banyak produk makanan olahan khas daerah memiliki potensi pasar nasional dan bahkan internasional, tetapi belum memiliki strategi pemasaran digital yang memadai. Di sisi lain, persaingan dengan produk pangan dari industri besar dan waralaba semakin ketat, sehingga inovasi digital menjadi kebutuhan mendesak.
Oleh karena itu, kami mengajukan program pelatihan bertema “Digitalisasi UKM Pangan Lokal” yang bertujuan untuk meningkatkan literasi digital, pemahaman e-commerce, serta keterampilan penggunaan dompet digital dan media sosial sebagai sarana promosi. Program ini dirancang untuk menjangkau 50% pelaku UKM di tiga kabupaten, dengan metode blended learning (daring dan luring), serta pendampingan usaha selama 3 bulan.
Program ini penting karena teknologi digital tidak hanya memperluas pasar, tetapi juga menekan biaya distribusi, meningkatkan efisiensi, dan mempercepat proses transaksi. Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai transaksi e-commerce Indonesia pada 2022 mencapai Rp476 triliun, yang 60% didominasi oleh produk konsumsi rumah tangga, termasuk pangan. Data tersebut menunjukkan adanya kebutuhan akan peningkatan kapasitas pelaku UKM dalam mengakses ekosistem digital.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan pelaku UKM pangan lokal dapat bersaing secara sehat di pasar digital yang terus berkembang. Usulan program ini akan disampaikan kepada Kementerian Koperasi dan UKM dengan anggaran sebesar Rp450 juta, yang mencakup biaya pelatihan, honor narasumber, pembuatan modul, serta pengembangan platform daring lokal. Program ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's), khususnya poin 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta poin 9 tentang industri, inovasi, dan infrastruktur.
Sumber: www.pusedi.or.id/ecommerce-ukm2022 dengan penyesuaian oleh penulis soal
No Soal | 3 |
---|---|
Kompetensi | Evaluasi dan Apresiasi |
Sub Kompetensi | Menilai gagasan dan pandangan dalam berbagai teks (digital atau cetak) berdasarkan kaidah logika berpikir |
Bentuk Soal | PGK Kategori |
Kunci | Argumen: A. Tidak Logis B. Logis C Logis |
Berdasarkan teks, manakah argumen yang logis dari pernyataan- pernyataan berikut?
Tentukan Logis atau Tidak Logis untuk setiap argumen berikut!
# | Argumen | Logis | Tidak Logi |
A. | Program pelatihan penting karena teknologi digital pasti memperluas jejaring. | ||
B. | Program pelatihan penting karena teknologi digital pasti memperluas jejaring. | ||
C. | Usulan program didasarkan pada data survei dan kebutuhan nyata di lapangan. |
Kutipan puisi untuk soal nomor 4 - 6!
Huesca jiwa di dunia yang hilang
jiwa jiwa sayang,kenangan padamu
adalah derita di sisiku
bayangan yang bikin tinjauan beku
angin bangkit ketika senja
ngingatkan musim gugur akan tiba
aku cemas bisa kehilangan kau
aku cemas pada kecemasanku sendiri
di batu penghabisan ke Huesca
batas terakhir dari kebanggaan kita
kenanglah sayang, dengan mesra
kau kubayangkan di sisiku ada
dan jika untung malang menghamparkan
aku dalam kuburan dangkal
ingatlah sebisamu segala yang indah
dan cintaku yang kekal
(Puisi Huesca karya John Cornford diterjemahkan oleh Chairil Anwar)
No Soal | 4 |
---|---|
Kompetensi | Pemahaman Inferensial |
Sub Kompetensi | Menjelaskan ketepatan penggunaan bahasa, kiasan, dan atau citraan dalam teks |
Bentuk Soal | Pilihan Ganda (PG) |
Kunci | A |
di batu penghabisan ke Huesca
batas terakhir dari kebanggaan kita
Makna kiasan batu penghabisan dan batas terakhir memperjelas kondisi yang dialami aku lirik (penyair) tentang ....
Kutipan puisi untuk soal nomor 4 - 6!
Huesca jiwa di dunia yang hilang
jiwa jiwa sayang,kenangan padamu
adalah derita di sisiku
bayangan yang bikin tinjauan beku
angin bangkit ketika senja
ngingatkan musim gugur akan tiba
aku cemas bisa kehilangan kau
aku cemas pada kecemasanku sendiri
di batu penghabisan ke Huesca
batas terakhir dari kebanggaan kita
kenanglah sayang, dengan mesra
kau kubayangkan di sisiku ada
dan jika untung malang menghamparkan
aku dalam kuburan dangkal
ingatlah sebisamu segala yang indah
dan cintaku yang kekal
(Puisi Huesca karya John Cornford diterjemahkan oleh Chairil Anwar)
No Soal | 5 |
---|---|
Kompetensi | Pemahaman Inferensial |
Sub Kompetensi | Menjelaskan ketepatan penggunaan bahasa, kiasan, dan atau citraan dalam teks |
Bentuk Soal | Pilihan Ganda (PG) |
Kunci | E |
angin bangkit ketika senja
ngingatkan musim gugur akan tiba
Makna citraan penglihatan ketika senja dan musim gugur mengkonkretkan gagasan penyair tentang ….
Kutipan puisi untuk soal nomor 4 - 6!
Huesca jiwa di dunia yang hilang
jiwa jiwa sayang,kenangan padamu
adalah derita di sisiku
bayangan yang bikin tinjauan beku
angin bangkit ketika senja
ngingatkan musim gugur akan tiba
aku cemas bisa kehilangan kau
aku cemas pada kecemasanku sendiri
di batu penghabisan ke Huesca
batas terakhir dari kebanggaan kita
kenanglah sayang, dengan mesra
kau kubayangkan di sisiku ada
dan jika untung malang menghamparkan
aku dalam kuburan dangkal
ingatlah sebisamu segala yang indah
dan cintaku yang kekal
(Puisi Huesca karya John Cornford diterjemahkan oleh Chairil Anwar)
No Soal | 6 |
---|---|
Kompetensi | Evaluasi dan Apresiasi |
Sub Kompetensi | Menyimpulkan respons emosional terhadap unsur puisi, prosa, drama Indonesia atau terjemahan |
Bentuk Soal | Pilihan Ganda (PG) |
Kunci | D |
angin bangkit ketika senja
ngingatkan musim gugur akan tiba
aku cemas bisa kehilangan kau
aku cemas pada kecemasanku sendiri
Suasana hati yang muncul setelah membaca bait puisi tersebut adalah ….
Teks untuk soal nomor 7 s.d. 10!
Teks Digital: Ulasan Pengunjung: Eksplorasi Budaya di Kampung Adat Ciptagelar ⭐ 4.8/5 dari 87 ulasan 👤 Rini Kartika – ★★★★★ Kunjungan: Agustus 2024
👤 Arif Nugroho – ★★★★☆ Kunjungan: Juli 2023
👤 Linda Mariana – ★★★★★ Kunjungan: Mei 2023
👤 Bagas Permana – ★★★★☆ Kunjungan: Desember 2022 Saya menyukai artikel dan informasi yang saya baca sebelum ke sana, tetapi saat sampai, saya merasa ada sedikit perbedaan. Penulis artikel bilang “semua orang pasti jatuh cinta pada Ciptagelar”, tapi menurut saya itu terlalu berlebihan. Tempat ini memang menarik, tapi mungkin tidak semua orang nyaman dengan keterbatasan teknologi dan fasilitas. Namun, tetap patut dikunjungi jika ingin mengenal budaya Sunda secara mendalam. 👤 Melati Dewi – ★★★★★ Kunjungan: Oktober 2023
|
Teks Cetak: Eksplorasi Budaya yang Otentik di Kampung Adat Ciptagelar Kampung Adat Ciptagelar, yang terletak di kawasan Gunung Halimun, Sukabumi, Jawa Barat, menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang menyuguhkan pengalaman autentik dan reflektif bagi para pengunjung. Berada di ketinggian dengan udara yang sejuk serta lanskap hutan yang asri, kampung ini menawarkan kehidupan masyarakat adat Sunda yang masih memegang teguh nilai-nilai dan tata cara warisan leluhur. Dalam ulasan dari berbagai pengunjung, kesan yang muncul begitu kuat adalah ketenangan dan kedalaman spiritual yang dirasakan selama berada di kampung tersebut. Rini Kartika, salah satu pengunjung, menggambarkan pengalamannya seperti “kembali ke masa lalu dan hidup dalam harmoni dengan alam.” Ia menyoroti keramahan warga serta sistem pertanian tradisional yang masih dijalankan tanpa bantuan teknologi modern. Suasana yang jauh dari kebisingan kota ini dianggap cocok bagi siapa pun yang ingin beristirahat sekaligus belajar dari kearifan lokal. Hal serupa disampaikan oleh Arif Nugroho, yang mengapresiasi bagaimana masyarakat Ciptagelar menolak penggunaan listrik dan televisi sebagai bagian dari pelestarian adat. Namun, ia juga mencatat perlunya peningkatan informasi daring terkait aturan kunjungan agar wisatawan baru lebih siap dan nyaman. Kritik ini menjadi masukan berharga bagi pengelola wisata berbasis komunitas. Salah satu keunikan Ciptagelar terletak pada filosofi hidup warganya, sebagaimana diungkapkan oleh Linda Mariana. Ia mengikuti tur budaya yang dipandu oleh sesepuh adat, dan merasakan kedalaman nilai-nilai spiritual yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Dalam ulasannya, ia menegaskan bahwa tempat ini bukan sekadar destinasi, tetapi ruang untuk menyelami makna hidup yang sederhana namun bermakna. Meski mendapat pujian, tidak semua pengunjung sepenuhnya setuju dengan pandangan idealis tentang kampung ini. Bagas Permana, misalnya, menyampaikan bahwa kenyataan di lapangan tidak selalu sesuai dengan ekspektasi yang dibangun dari artikel promosi. Menurutnya, tidak semua orang akan nyaman dengan keterbatasan fasilitas dan teknologi. Namun ia tetap menyatakan bahwa Ciptagelar layak dikunjungi bagi siapa pun yang ingin mengenal budaya Sunda lebih dalam. Rekomendasi datang dari Melati Dewi, yang menekankan pentingnya datang saat upacara adat seperti Seren Taun berlangsung. Ia dan komunitasnya merasa sangat dihargai sebagai tamu, dan menyatakan bahwa pengalaman berinteraksi langsung dengan masyarakat adat memberikan kesan yang sulit dilupakan. Secara keseluruhan, Kampung Adat Ciptagelar tidak hanya menghadirkan keindahan alam dan budaya, tetapi juga membuka ruang refleksi bagi siapa pun yang mengunjunginya. Ulasan-ulasan tersebut menunjukkan bahwa kekuatan desa ini bukan pada fasilitas wisata modern, melainkan pada kesederhanaan hidup yang penuh makna. Bagi pecinta budaya dan pelancong yang mencari kedalaman, Ciptagelar adalah destinasi yang layak untuk dijelajahi. |
No Soal | 7 |
---|---|
Kompetensi | Pemahaman Tekstual |
Sub Kompetensi | Mengidentifikasi informasi dalam teks akademik |
Bentuk Soal | PGK MCMA |
Kunci | A, C, dan E |
Manakah kalimat yang menyatakan evaluasi dalam teks ulasan cetak dan ulasan digital tersebut?
Pilihlah jawaban yang benar! Jawaban benar lebih dari satu.
Teks untuk soal nomor 7 s.d. 10!
Teks Digital: Ulasan Pengunjung: Eksplorasi Budaya di Kampung Adat Ciptagelar ⭐ 4.8/5 dari 87 ulasan 👤 Rini Kartika – ★★★★★ Kunjungan: Agustus 2024
👤 Arif Nugroho – ★★★★☆ Kunjungan: Juli 2023
👤 Linda Mariana – ★★★★★ Kunjungan: Mei 2023
👤 Bagas Permana – ★★★★☆ Kunjungan: Desember 2022 Saya menyukai artikel dan informasi yang saya baca sebelum ke sana, tetapi saat sampai, saya merasa ada sedikit perbedaan. Penulis artikel bilang “semua orang pasti jatuh cinta pada Ciptagelar”, tapi menurut saya itu terlalu berlebihan. Tempat ini memang menarik, tapi mungkin tidak semua orang nyaman dengan keterbatasan teknologi dan fasilitas. Namun, tetap patut dikunjungi jika ingin mengenal budaya Sunda secara mendalam. 👤 Melati Dewi – ★★★★★ Kunjungan: Oktober 2023
|
Teks Cetak: Eksplorasi Budaya yang Otentik di Kampung Adat Ciptagelar Kampung Adat Ciptagelar, yang terletak di kawasan Gunung Halimun, Sukabumi, Jawa Barat, menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang menyuguhkan pengalaman autentik dan reflektif bagi para pengunjung. Berada di ketinggian dengan udara yang sejuk serta lanskap hutan yang asri, kampung ini menawarkan kehidupan masyarakat adat Sunda yang masih memegang teguh nilai-nilai dan tata cara warisan leluhur. Dalam ulasan dari berbagai pengunjung, kesan yang muncul begitu kuat adalah ketenangan dan kedalaman spiritual yang dirasakan selama berada di kampung tersebut. Rini Kartika, salah satu pengunjung, menggambarkan pengalamannya seperti “kembali ke masa lalu dan hidup dalam harmoni dengan alam.” Ia menyoroti keramahan warga serta sistem pertanian tradisional yang masih dijalankan tanpa bantuan teknologi modern. Suasana yang jauh dari kebisingan kota ini dianggap cocok bagi siapa pun yang ingin beristirahat sekaligus belajar dari kearifan lokal. Hal serupa disampaikan oleh Arif Nugroho, yang mengapresiasi bagaimana masyarakat Ciptagelar menolak penggunaan listrik dan televisi sebagai bagian dari pelestarian adat. Namun, ia juga mencatat perlunya peningkatan informasi daring terkait aturan kunjungan agar wisatawan baru lebih siap dan nyaman. Kritik ini menjadi masukan berharga bagi pengelola wisata berbasis komunitas. Salah satu keunikan Ciptagelar terletak pada filosofi hidup warganya, sebagaimana diungkapkan oleh Linda Mariana. Ia mengikuti tur budaya yang dipandu oleh sesepuh adat, dan merasakan kedalaman nilai-nilai spiritual yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Dalam ulasannya, ia menegaskan bahwa tempat ini bukan sekadar destinasi, tetapi ruang untuk menyelami makna hidup yang sederhana namun bermakna. Meski mendapat pujian, tidak semua pengunjung sepenuhnya setuju dengan pandangan idealis tentang kampung ini. Bagas Permana, misalnya, menyampaikan bahwa kenyataan di lapangan tidak selalu sesuai dengan ekspektasi yang dibangun dari artikel promosi. Menurutnya, tidak semua orang akan nyaman dengan keterbatasan fasilitas dan teknologi. Namun ia tetap menyatakan bahwa Ciptagelar layak dikunjungi bagi siapa pun yang ingin mengenal budaya Sunda lebih dalam. Rekomendasi datang dari Melati Dewi, yang menekankan pentingnya datang saat upacara adat seperti Seren Taun berlangsung. Ia dan komunitasnya merasa sangat dihargai sebagai tamu, dan menyatakan bahwa pengalaman berinteraksi langsung dengan masyarakat adat memberikan kesan yang sulit dilupakan. Secara keseluruhan, Kampung Adat Ciptagelar tidak hanya menghadirkan keindahan alam dan budaya, tetapi juga membuka ruang refleksi bagi siapa pun yang mengunjunginya. Ulasan-ulasan tersebut menunjukkan bahwa kekuatan desa ini bukan pada fasilitas wisata modern, melainkan pada kesederhanaan hidup yang penuh makna. Bagi pecinta budaya dan pelancong yang mencari kedalaman, Ciptagelar adalah destinasi yang layak untuk dijelajahi. |
No Soal | 8 |
---|---|
Kompetensi | Pemahaman Inferensial |
Sub Kompetensi | Menjelaskan ketepatan penggunaan bahasa, kiasan, dan atau citraan dalam teks |
Bentuk Soal | PGK Kategori |
Kunci | Kalimat A. Tepat B. Tepat C. Tidak Tepat |
Manakah pilihan kata yang tepat untuk menggambarkan kesederhanaan Kampung Ciptagelar?
Tentukan Tepat atau Tidak Tepat pada setiap kalimat berikut!
# | Kalimat | Tepat | Tidak Tepat |
A. | Suasana yang jauh dari kebisingan kota ini dianggap cocok bagi siapa pun yang ingin beristirahat sekaligus belajar dari kearifan lokal. | ||
B. | Tempat ini bukan sekadar destinasi, tetapi ruang untuk menyelami makna hidup yang sederhana namun bermakna. | ||
C. | Kampung ini menawarkan kehidupan masyarakat adat Sunda yang masih memegang teguh nilai-nilai dan tata cara warisan leluhur. |
Teks untuk soal nomor 7 s.d. 10!
Teks Digital: Ulasan Pengunjung: Eksplorasi Budaya di Kampung Adat Ciptagelar ⭐ 4.8/5 dari 87 ulasan 👤 Rini Kartika – ★★★★★ Kunjungan: Agustus 2024
👤 Arif Nugroho – ★★★★☆ Kunjungan: Juli 2023
👤 Linda Mariana – ★★★★★ Kunjungan: Mei 2023
👤 Bagas Permana – ★★★★☆ Kunjungan: Desember 2022 Saya menyukai artikel dan informasi yang saya baca sebelum ke sana, tetapi saat sampai, saya merasa ada sedikit perbedaan. Penulis artikel bilang “semua orang pasti jatuh cinta pada Ciptagelar”, tapi menurut saya itu terlalu berlebihan. Tempat ini memang menarik, tapi mungkin tidak semua orang nyaman dengan keterbatasan teknologi dan fasilitas. Namun, tetap patut dikunjungi jika ingin mengenal budaya Sunda secara mendalam. 👤 Melati Dewi – ★★★★★ Kunjungan: Oktober 2023
|
Teks Cetak: Eksplorasi Budaya yang Otentik di Kampung Adat Ciptagelar Kampung Adat Ciptagelar, yang terletak di kawasan Gunung Halimun, Sukabumi, Jawa Barat, menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang menyuguhkan pengalaman autentik dan reflektif bagi para pengunjung. Berada di ketinggian dengan udara yang sejuk serta lanskap hutan yang asri, kampung ini menawarkan kehidupan masyarakat adat Sunda yang masih memegang teguh nilai-nilai dan tata cara warisan leluhur. Dalam ulasan dari berbagai pengunjung, kesan yang muncul begitu kuat adalah ketenangan dan kedalaman spiritual yang dirasakan selama berada di kampung tersebut. Rini Kartika, salah satu pengunjung, menggambarkan pengalamannya seperti “kembali ke masa lalu dan hidup dalam harmoni dengan alam.” Ia menyoroti keramahan warga serta sistem pertanian tradisional yang masih dijalankan tanpa bantuan teknologi modern. Suasana yang jauh dari kebisingan kota ini dianggap cocok bagi siapa pun yang ingin beristirahat sekaligus belajar dari kearifan lokal. Hal serupa disampaikan oleh Arif Nugroho, yang mengapresiasi bagaimana masyarakat Ciptagelar menolak penggunaan listrik dan televisi sebagai bagian dari pelestarian adat. Namun, ia juga mencatat perlunya peningkatan informasi daring terkait aturan kunjungan agar wisatawan baru lebih siap dan nyaman. Kritik ini menjadi masukan berharga bagi pengelola wisata berbasis komunitas. Salah satu keunikan Ciptagelar terletak pada filosofi hidup warganya, sebagaimana diungkapkan oleh Linda Mariana. Ia mengikuti tur budaya yang dipandu oleh sesepuh adat, dan merasakan kedalaman nilai-nilai spiritual yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Dalam ulasannya, ia menegaskan bahwa tempat ini bukan sekadar destinasi, tetapi ruang untuk menyelami makna hidup yang sederhana namun bermakna. Meski mendapat pujian, tidak semua pengunjung sepenuhnya setuju dengan pandangan idealis tentang kampung ini. Bagas Permana, misalnya, menyampaikan bahwa kenyataan di lapangan tidak selalu sesuai dengan ekspektasi yang dibangun dari artikel promosi. Menurutnya, tidak semua orang akan nyaman dengan keterbatasan fasilitas dan teknologi. Namun ia tetap menyatakan bahwa Ciptagelar layak dikunjungi bagi siapa pun yang ingin mengenal budaya Sunda lebih dalam. Rekomendasi datang dari Melati Dewi, yang menekankan pentingnya datang saat upacara adat seperti Seren Taun berlangsung. Ia dan komunitasnya merasa sangat dihargai sebagai tamu, dan menyatakan bahwa pengalaman berinteraksi langsung dengan masyarakat adat memberikan kesan yang sulit dilupakan. Secara keseluruhan, Kampung Adat Ciptagelar tidak hanya menghadirkan keindahan alam dan budaya, tetapi juga membuka ruang refleksi bagi siapa pun yang mengunjunginya. Ulasan-ulasan tersebut menunjukkan bahwa kekuatan desa ini bukan pada fasilitas wisata modern, melainkan pada kesederhanaan hidup yang penuh makna. Bagi pecinta budaya dan pelancong yang mencari kedalaman, Ciptagelar adalah destinasi yang layak untuk dijelajahi. |
No Soal | 9 |
---|---|
Kompetensi | Pemahaman Inferensial |
Sub Kompetensi | Menjelaskan ketepatan penggunaan afiks, konstruksi frasa, konstruksi klausa, dan/atau kalimat dalam teks |
Bentuk Soal | PGK MCMA |
Kunci | A, D, dan E |
Manakah kalimat yang merupakan kalimat majemuk setara dalam teks ulasan digital dan cetak tersebut?
Pilihlah jawaban yang benar! Jawaban benar lebih dari satu.
Teks untuk soal nomor 7 s.d. 10!
Teks Digital: Ulasan Pengunjung: Eksplorasi Budaya di Kampung Adat Ciptagelar ⭐ 4.8/5 dari 87 ulasan 👤 Rini Kartika – ★★★★★ Kunjungan: Agustus 2024
👤 Arif Nugroho – ★★★★☆ Kunjungan: Juli 2023
👤 Linda Mariana – ★★★★★ Kunjungan: Mei 2023
👤 Bagas Permana – ★★★★☆ Kunjungan: Desember 2022 Saya menyukai artikel dan informasi yang saya baca sebelum ke sana, tetapi saat sampai, saya merasa ada sedikit perbedaan. Penulis artikel bilang “semua orang pasti jatuh cinta pada Ciptagelar”, tapi menurut saya itu terlalu berlebihan. Tempat ini memang menarik, tapi mungkin tidak semua orang nyaman dengan keterbatasan teknologi dan fasilitas. Namun, tetap patut dikunjungi jika ingin mengenal budaya Sunda secara mendalam. 👤 Melati Dewi – ★★★★★ Kunjungan: Oktober 2023
|
Teks Cetak: Eksplorasi Budaya yang Otentik di Kampung Adat Ciptagelar Kampung Adat Ciptagelar, yang terletak di kawasan Gunung Halimun, Sukabumi, Jawa Barat, menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang menyuguhkan pengalaman autentik dan reflektif bagi para pengunjung. Berada di ketinggian dengan udara yang sejuk serta lanskap hutan yang asri, kampung ini menawarkan kehidupan masyarakat adat Sunda yang masih memegang teguh nilai-nilai dan tata cara warisan leluhur. Dalam ulasan dari berbagai pengunjung, kesan yang muncul begitu kuat adalah ketenangan dan kedalaman spiritual yang dirasakan selama berada di kampung tersebut. Rini Kartika, salah satu pengunjung, menggambarkan pengalamannya seperti “kembali ke masa lalu dan hidup dalam harmoni dengan alam.” Ia menyoroti keramahan warga serta sistem pertanian tradisional yang masih dijalankan tanpa bantuan teknologi modern. Suasana yang jauh dari kebisingan kota ini dianggap cocok bagi siapa pun yang ingin beristirahat sekaligus belajar dari kearifan lokal. Hal serupa disampaikan oleh Arif Nugroho, yang mengapresiasi bagaimana masyarakat Ciptagelar menolak penggunaan listrik dan televisi sebagai bagian dari pelestarian adat. Namun, ia juga mencatat perlunya peningkatan informasi daring terkait aturan kunjungan agar wisatawan baru lebih siap dan nyaman. Kritik ini menjadi masukan berharga bagi pengelola wisata berbasis komunitas. Salah satu keunikan Ciptagelar terletak pada filosofi hidup warganya, sebagaimana diungkapkan oleh Linda Mariana. Ia mengikuti tur budaya yang dipandu oleh sesepuh adat, dan merasakan kedalaman nilai-nilai spiritual yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Dalam ulasannya, ia menegaskan bahwa tempat ini bukan sekadar destinasi, tetapi ruang untuk menyelami makna hidup yang sederhana namun bermakna. Meski mendapat pujian, tidak semua pengunjung sepenuhnya setuju dengan pandangan idealis tentang kampung ini. Bagas Permana, misalnya, menyampaikan bahwa kenyataan di lapangan tidak selalu sesuai dengan ekspektasi yang dibangun dari artikel promosi. Menurutnya, tidak semua orang akan nyaman dengan keterbatasan fasilitas dan teknologi. Namun ia tetap menyatakan bahwa Ciptagelar layak dikunjungi bagi siapa pun yang ingin mengenal budaya Sunda lebih dalam. Rekomendasi datang dari Melati Dewi, yang menekankan pentingnya datang saat upacara adat seperti Seren Taun berlangsung. Ia dan komunitasnya merasa sangat dihargai sebagai tamu, dan menyatakan bahwa pengalaman berinteraksi langsung dengan masyarakat adat memberikan kesan yang sulit dilupakan. Secara keseluruhan, Kampung Adat Ciptagelar tidak hanya menghadirkan keindahan alam dan budaya, tetapi juga membuka ruang refleksi bagi siapa pun yang mengunjunginya. Ulasan-ulasan tersebut menunjukkan bahwa kekuatan desa ini bukan pada fasilitas wisata modern, melainkan pada kesederhanaan hidup yang penuh makna. Bagi pecinta budaya dan pelancong yang mencari kedalaman, Ciptagelar adalah destinasi yang layak untuk dijelajahi. |
No Soal | 10 |
---|---|
Kompetensi | Evaluasi dan Apresiasi |
Sub Kompetensi | Menilai gagasan dan pandangan dalam berbagai teks (digital atau cetak) berdasarkan kaidah logika berpikir |
Bentuk Soal | PGK Kategori |
Kunci | Ulasan dan Fakta A. Sesuai B. Tidak Sesuai C. Sesuai |
Manakah pernyataan yang mengungkapkan kesesuaian antara ulasan dan fakta dalam teks ulasan digital dan cetak tersebut?
Tentukan Sesuai atau Tidak Sesuai pada setiap pernyataan berikut!
# | Ulasan dan Fakta | Sesuai | Tidak Sesuai |
A. | Ulasan: Fakta: | ||
B. | Ulasan: Fakta: | ||
C. | Ulasan: Fakta: |
Posting Komentar untuk "Tes Kompetensi Akademik (TKA) Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut jenjang SMA/MA/SMK/MAK/ Sederajat"