Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penerima Hadiah Nobel Bidang Ekonomi Tahun 2025

 Joel Mokyr, Philippe Aghion, and Peter Howitt Win 2025 Nobel Prize in  Economics

Hadiah Nobel Bidang Ekonomi, yang secara resmi dikenal sebagai Sveriges Riksbank Prize in Economic Sciences in Memory of Alfred Nobel, adalah penghargaan bergengsi yang diberikan setiap tahun oleh Royal Swedish Academy of Sciences untuk kontribusi luar biasa dalam ilmu ekonomi.

Pada tahun 2025, penghargaan ini diberikan kepada Joel Mokyr, Philippe Aghion, dan Peter Howitt atas penjelasan mereka mengenai "pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh inovasi." Pengumuman ini dilakukan pada 13 Oktober 2025, di Stockholm, Swedia, dan menjadi perhatian global karena relevansinya dengan isu pertumbuhan ekonomi modern, terutama di era teknologi dan inovasi.

Hadiah sebesar 11 juta kronor Swedia dibagi menjadi dua bagian: setengah untuk Joel Mokyr atas identifikasi prasyarat pertumbuhan berkelanjutan melalui kemajuan teknologi, dan setengah lainnya secara bersama untuk Philippe Aghion dan Peter Howitt atas teori pertumbuhan berkelanjutan melalui "creative destruction" (penghancuran kreatif).

Latar Belakang dan Kehidupan Awal

Joel Mokyr

Joel Mokyr lahir pada tahun 1946 di Leiden, Belanda. Ia memperoleh gelar PhD pada tahun 1974 dari Yale University, New Haven, CT, Amerika Serikat. Saat ini, ia menjabat sebagai profesor di Northwestern University, Evanston, IL, Amerika Serikat.

Mokyr adalah seorang sejarawan ekonomi yang terkenal dengan pendekatan historisnya dalam memahami pertumbuhan ekonomi. Latar belakangnya sebagai imigran dari Eropa ke AS membentuk perspektifnya tentang bagaimana masyarakat terbuka terhadap ide baru memengaruhi inovasi.

Philippe Aghion

Philippe Aghion lahir pada tahun 1956 di Paris, Prancis. Ia meraih gelar PhD pada tahun 1987 dari Harvard University, Cambridge, MA, Amerika Serikat. Saat ini, ia adalah profesor di Collège de France dan INSEAD, Paris, Prancis, serta di The London School of Economics and Political Science, Inggris.

Aghion tumbuh di lingkungan akademis Prancis dan kemudian berkembang di institusi internasional, yang membantunya mengintegrasikan teori ekonomi dengan model matematis.

Peter Howitt

Peter Howitt lahir pada tahun 1946 di Kanada. Ia memperoleh gelar PhD pada tahun 1973 dari Northwestern University, Evanston, IL, Amerika Serikat. Saat ini, ia menjabat sebagai profesor di Brown University, Providence, RI, Amerika Serikat.

Howitt memiliki latar belakang di Kanada dan AS, dengan fokus pada ekonomi makro dan pertumbuhan, yang dipengaruhi oleh pengalaman pendidikannya di institusi bergengsi.

Karir Akademik dan Profesional

Ketiga penerima memiliki karir yang panjang dan berpengaruh di bidang ekonomi, dengan fokus pada pertumbuhan dan inovasi.

  • Joel Mokyr: Sebagai profesor di Northwestern University, Mokyr telah menulis banyak buku dan artikel tentang sejarah ekonomi, termasuk "The Enlightened Economy" dan "A Culture of Growth". Ia menggunakan sumber historis untuk menganalisis penyebab pertumbuhan berkelanjutan, menekankan peran pengetahuan ilmiah dan keterbukaan masyarakat. Karirnya mencakup pengajaran dan penelitian yang menghubungkan sejarah dengan teori ekonomi modern.
  • Philippe Aghion: Aghion telah mengajar di berbagai universitas top dunia, termasuk Harvard dan LSE. Ia dikenal dengan kolaborasinya dengan ekonom lain, termasuk Howitt, dan telah menerbitkan ratusan makalah tentang pertumbuhan, kompetisi, dan inovasi. Karirnya juga melibatkan peran konsultasi untuk organisasi internasional seperti Bank Dunia.
  • Peter Howitt: Di Brown University, Howitt fokus pada model ekonomi makro. Ia telah berkontribusi pada teori pertumbuhan endogen, dan karirnya mencakup posisi di universitas Kanada sebelum pindah ke AS. Kolaborasinya dengan Aghion menghasilkan model seminal pada 1992.

Kontribusi Utama dan Penjelasan Teori Ekonomi

Kontribusi ketiga penerima berfokus pada bagaimana inovasi mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, sebuah fenomena yang baru muncul dalam dua abad terakhir setelah stagnasi sepanjang sejarah manusia.

Joel Mokyr: Prasyarat Pertumbuhan melalui Kemajuan Teknologi

Mokyr menggunakan pendekatan historis untuk menjelaskan mengapa pertumbuhan berkelanjutan menjadi "normal baru" setelah Revolusi Industri. Ia membedakan dua jenis pengetahuan: "propositional knowledge" (pengetahuan tentang mengapa sesuatu bekerja, seperti prinsip ilmiah) dan "prescriptive knowledge" (pengetahuan praktis, seperti resep atau desain).

Sebelum Revolusi Industri, inovasi sering kali hanya berdasarkan pengetahuan preskriptif tanpa pemahaman mendalam, sehingga sulit untuk ditingkatkan. Revolusi Ilmiah abad ke-16 dan ke-17 menghubungkan keduanya melalui metode presisi, eksperimen, dan reproduktibilitas.

Contohnya, mesin uap ditingkatkan berkat pemahaman tentang tekanan dan vakum, sementara produksi baja dimajukan oleh pengetahuan tentang efek oksigen.

Mokyr juga menekankan pentingnya keterampilan praktis, teknis, dan komersial untuk mengubah ide menjadi produk, seperti pengrajin terampil di Inggris. Selain itu, masyarakat harus terbuka terhadap perubahan, dengan institusi yang mengelola konflik dari kelompok yang dirugikan oleh inovasi, seperti selama Pencerahan yang memungkinkan kompromi daripada blokade.

Teorinya menunjukkan bahwa konflik dari "creative destruction" harus dikelola secara konstruktif agar inovasi tidak terhalang oleh perusahaan mapan atau kelompok kepentingan.

Philippe Aghion dan Peter Howitt: Teori Pertumbuhan melalui Creative Destruction

Aghion dan Howitt mengembangkan model matematis pertama untuk "creative destruction" dalam artikel 1992 mereka, yang mengintegrasikan keseimbangan umum makroekonomi. Konsep ini, yang diinspirasi oleh Joseph Schumpeter, menggambarkan bagaimana produk atau proses baru yang lebih baik memasuki pasar, menyebabkan perusahaan dengan teknologi lama kalah bersaing. Proses ini "kreatif" karena memperkenalkan hal baru, tapi "destruktif" karena menggusur yang lama.

Model mereka menunjukkan bagaimana perusahaan berinvestasi dalam riset dan pengembangan (R&D) untuk menciptakan inovasi, memperoleh monopoli sementara melalui paten, dan menghasilkan keuntungan. Namun, ini mendorong kompetitor lain untuk berinovasi lebih lanjut, menciptakan siklus berkelanjutan. Model ini menghubungkan produksi, R&D, pasar keuangan, dan tabungan rumah tangga.

Implikasinya termasuk efek kesejahteraan: masyarakat mungkin perlu mensubsidi R&D karena inovasi membangun pengetahuan sebelumnya yang bermanfaat secara sosial, tapi "business stealing" (pencurian bisnis) bisa menyebabkan R&D berlebih jika keuntungan dinilai terlalu tinggi.

Teori ini juga membahas konsentrasi pasar (terlalu tinggi atau rendah menghambat inovasi), perusahaan dominan yang memperlambat pertumbuhan, perpindahan pekerjaan yang memerlukan dukungan seperti "flexicurity" (melindungi pekerja, bukan pekerjaan), dan mobilitas sosial untuk mendorong inovator.

Konteks Historis dan Implikasi bagi Masyarakat

Secara historis, standar hidup manusia stagnan selama ribuan tahun, dengan inovasi sporadis yang tidak berkelanjutan. Revolusi Industri di Inggris lebih dari 200 tahun lalu mengubah ini, menciptakan siklus inovasi yang menghasilkan pertumbuhan tahunan stabil sekitar 1,5-2% di negara maju, menggandakan pendapatan dalam satu generasi kerja. Ini membawa perbaikan seperti obat-obatan lebih baik, mobil lebih aman, energi efisien, dan internet.

Namun, pertumbuhan menciptakan pemenang dan pecundang: perusahaan dan pekerjaan terus digantikan, menyebabkan pengangguran dan ketidaksetaraan. Lebih dari 10% perusahaan AS gagal setiap tahun.

Implikasinya adalah kebijakan harus mendukung pekerja terdampak, mempromosikan kompetisi untuk menghindari dominasi perusahaan, memastikan kebebasan akademik dan berbagi pengetahuan global, serta mengatasi blokade dari kelompok yang dirugikan.

Inovasi bisa mengoreksi efek negatif seperti polusi melalui kemajuan lebih lanjut, tapi memerlukan kebijakan baik untuk isu seperti iklim, antibiotik, dan ketidaksetaraan.

Para penerima memperingatkan bahwa stagnasi adalah norma historis, dan ancaman seperti dominasi pasar atau keterbukaan terbatas bisa menghentikan creative destruction, mengembalikan ke pertumbuhan rendah. Wawasan mereka relevan dengan tren modern seperti AI yang mempercepat akumulasi pengetahuan.

Penghargaan Nobel Ekonomi 2025 dan Dampaknya

Penghargaan ini menekankan pentingnya inovasi untuk kesejahteraan global, terutama di tengah tantangan seperti perlambatan pertumbuhan pasca-pandemi dan disrupsi teknologi.

Ia diharapkan mendorong kebijakan yang mendukung R&D, kompetisi, dan adaptasi sosial. Mokyr, Aghion, dan Howitt telah menginspirasi penelitian lebih lanjut tentang bagaimana mempertahankan pertumbuhan tanpa mengorbankan stabilitas masyarakat.

Joel Mokyr, Philippe Aghion, dan Peter Howitt telah merevolusi pemahaman kita tentang pertumbuhan ekonomi melalui inovasi. Dengan menggabungkan analisis historis dan model matematis, mereka menjelaskan bagaimana creative destruction menciptakan kemakmuran berkelanjutan sambil mengelola konflik yang timbul.

Hadiah Nobel 2025 tidak hanya mengakui pencapaian mereka, tapi juga mengingatkan dunia akan pentingnya kebijakan yang mendukung inovasi untuk masa depan yang lebih baik.

Posting Komentar untuk "Penerima Hadiah Nobel Bidang Ekonomi Tahun 2025"

Native Async